Kualitas Destinasi Pariwisata, Sapta Pesona dan Pemasaran


1. Kualitas Destinasi Pariwisata
Apabila suatu destinasi berupa daerah, resort, kawasan, atau objek dikembangkan, maka kedatangan wisatawan akan meningkat. Peningkatan dari waktu ke waktu terjadi sangat nyata. Pada umumnya perkembangan ini mengalami 4 (empat) tahap.
  1. Tahap pertama merupakan awal dari perkembangan, ditandai dengan jumlah wisatawan, tetapi kurang signifikan.
  2. Pada tahap kedua, jumlah wisatawan meningkat tajam.
  3. Tahap ketiga, Perkembangan jumlah wisatawan mulai melambat atau boleh dikatakan berhenti pada tahap ketiga. Pertumbuhan yang melambat ini bisa disebabkan karena terjadinya kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Terjadinya pertumbuhan jumlah wisatawan yang menurun bisa juga disebabkan karena mulai terjadi kejenuhan pasar wisata sebagai akibat ketidak puasan wisatawan terhadap pelayanan dan kualitas daya tarik wisata.
  4. Tahap keempat,  mulai terjadinya kerusakan pada daya tarik wisata. Kondisi seperti ini disebut daya dukung lingkungan pariwisata telah terlampaui. Pada saat demikian ini, upaya pembinaan pariwisata sangat diperlukan. Proses ini akan berulang terus.
 Pada hakekatnya kualitas daya tarik wisata dipengaruhi oleh daya dukungnya. Daya dukung pariwisata ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah jumlah wisatawan, aktivitas wisatawan, intensitas, pengaruh wisatawan, kualitas dan daya pulih secara alami serta tingkat pengelolaan.
Untuk dapat mempertahankan keaslian, keutuhan, dan kelestarian daya tarik wisata, pola pengembangan kepariwisataan alam didasarkan pada potensi dasarnya. Semakin rentan suatu kawasan, seperti desa wisata, cagar alam, suaka margasatwa, atau taman nasional, maka pengembangnnya harus berdasar potensi dasarnya tersebut.
Logo Sapta Pesona
Logo Sapta Pesona
Pengembangan berdasarkan potensi dasar, kemungkinan tidak dapat menghasilkan jumlah kunjungan wisatawan yang banyak dan meningkat tajam. Tetapi wisatawan berkunjung jumlahnya relatif sedikit dengan segmen yang kecil. Wisatawan yang berkunjung ke daya tarik desa wisata tersegmentasi yaitu pada wisatawan minat khusus. Perjalanan wisatawan yang demikian menginginkan suatu perjalanan yang berkualitas. Wisatawan akan dapat secara langsung kontak secara mendalam dengan objek alam atau masyarakat setempat. Sebagai konsekuensi pola perjalanan yang demikian adalah perjalanan yang lama sehingga secara tidak langsung meningkatkan lama tinggal wisatawan (length of stay). Barangkali perjalanan yang demikian menimbulkan belanja harian wisatawan (tourist expenditure) yang rendah namun mempunyai manfaat meningkatkan peluang kerja dan peningkatan penyebaran pembangunan yang lebih luas dan merata. Sebab in route benefit dari perjalanan wisatawan ke objek dan atraksi alam lebih banyak dan beragam.
 1.  Sapta Pesona
Sapta pesona merupakan sebutan bagi 7 unsur pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata di indonesia. Sapta Pesona terdiri dari:
  1. Aman.
  2. Tertib.
  3. Bersih.
  4. Sejuk.
  5. Indah.
  6. Ramah.
  7. Kenangan.
 1.          Aman (Keamanan).
Tujuan: menciptakan lingkungan yang aman bagi wisatawan dan berlangsungnya kegiatan kepariwisataan, sehingga wisatawan tidak merasa cemas dan dapat menikmati kunjungannya.
Bentuk Aksi:
  1. Tidak mengganggu wisatawan.
  2. Menolong dan melindungi wisatawan.
  3. Bersahabat terhadap wisatawan.
  4. Memelihara keamanan lingkungan.
  5. Membantu memberi informasi kepada wisatawan.
  6. Menjaga lingkungan yang bebas dari bahaya penyakit menular.
  7. Meminimalkan resiko kecelakaan dalam penggunaan fasilitas publik.
2.          Tertib (Ketertiban)
Tujuan: Menciptakan lingkungan yang tertib bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu nenberikan layanan teratur dan efektif bagi wisatawan.
Bentuk Aksi:
  1. Mewujudkan budaya antri.
  2. Memelihara lingkungandengan mentaati peraturan yang berlaku.
  3. Disiplin/tepat waktu.
  4. Serba teratur, rapi dan lancar.
  5. Seua sisi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat menunjukkan keteraturan yang tinggi.
3.          Bersih (Kebersihan)
Tujuan: Menciptakan lingkungan yang bersih bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu memberikan layanan higienis bagi wisatawan.
Bentuk aksi:
  1. Tidak membuang sampah/limbah sembarangan.
  2. Turut menjaga kebersihan sarana dan lingkungan daya tarik wisata.
  3. Menyiapkan sajian makanan dan minuman yang higienis.
  4. Menyiapkan perlengkapan penyajian makanan dan minuman yang bersih.
  5. Pakaian dan penampilan petugas yang bersih dan rapi.
 4.          Sejuk (kesejukan)
Tujuan: menciptakan lingkungan yang nyaman bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang nyaman dan rasa ”betah” bagi wisatawan, sehingga mendorong lama tinggal dan kunjungan lebih panjang.
Bentuk aksi:
  1. melaksanakan penghijauan dengan menanam pohon.
  2. Memelihara penghijauan di daya tarik wisata serta jalur wisata.
  3. Menjaga kondisi sejuk dalam ruangan umum, hotel, penginapan, restoran, alat transportasi dan tempat lainnya.
 5.          Indah (Keindahan)
Tujuan: Menciptakan Lingkungan yang indah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang menarik dan menumbuhkan kesan yang mendalam bagi wisatawan, sehingga mendorong promosi ke kalangan/pasar yang lebih luas dan potensi kunjungan ulang.
Bentuk aksi:
  1. Menjaga keindahan daya tarik wisata dalam tatanan yang harmoni dan alami.
  2. Menata tempat tinggal dan lingkungan secara teratur, tertib, dan serasi serta menjaga karakter lokal.
  3. Menjaga keindahan vegetasi, tanaman hias dan peneduh sebagai elemen estetika lingkungan yang bersifat natural.
 6.          Ramah (Keramah tamahan)
Tujuan: Menciptakan lingkungan yang ramah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang akrab, bersahabat serta seperti di ”rumah sendiri” bagi wisatawan, sehingga mendorong minat kunjungan ulang dan promosi yang positif bagi prospek pasar yang lebih luas.
Bentuk Aksi:
  1. Bersikap sebagai tuan rumah yang baik dan rela membantu wisatawan.
  2. Memberi informasi tentang adat istiadat secara sopan.
  3. Para petugas bisa menampilkan sikap dan perilaku yang terpuji.
  4. Menampilkan senyum dan keramahtamahan yang tulus.
7. Kenangan.
Tujuan: menciptakan memori yang berkesan bagi wisatawan, sehingga pengalaman perjalanan/kunjungan wisata yang dilakukan dapat terus membekas dalam benak wisatawan, dan menumbuhkan motivasi untuk berkunjung ulang.
Bentuk Aksi:
  1. Menggali dan mengangkat keunikan budaya lokal.
  2. Menyajikan makanan dan minuman khas lokal yang bersih, sehat dan menarik.
  3. Menyediakan cenderamata yang menarik, unik/khas serta mudah dibawa.

 Jenis Jenis Usaha Kepariwisataan
 1.  Pengertian.
Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
Pengusaha Pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata.
Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatwan dalam penyelenggaraan pariwisata.
 2.  Jenis Usaha Pariwisata.
Menurut Undang-undang No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Usaha pariwisata meliputi:
  1. Daya tarik wisata.
  2. Kawasan pariwisata.
  3. Jasa transportasi wisata.
  4. Jasa perjalanan wisata.
  5. Jasa makanan dan minuman.
  6. Penyediaan akomodasi.
  7. Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi.
  8. Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran.
  9. Jasa informasi pariwisata.
  10. Jasa konsultan pariwisata.
  11. Jasa pramuwisata.
  12. Wisata tirta.
  13. Spa.
 Saat ini perkembangan kualitas destinasi pariwisata di Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran secara umum dapat dikatakan baik, terlihat dari tanggapan dan dukungan masyarakat yang semakin meningkat, jumlah pengunjun dan lama tinggal yang semakin bertambah serta hasil yang dirasakan masyarakat semakin meluas. Namun masih banyak juga perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan untuk bisa lebih baik lagi.
            Sapta pesona juga terus diupayakan untuk bisa menjadi sifat dan unsur pengembangan daya tarik wisata untuk menjadi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Sosialisasi dan penyampaian terhadap nilai-nilai tersebut dilakukan pada setiap kesempatan. Dan untuk mengenalkan logo sapta pesona hampir setiap costum sragam yang dibuat pengelola berlogokan sapta pesona. Harapan kami pengembangan dan nilai-nilai sapta pesona dapat terealisasi dengan baik di Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba. Tetap Semangat dan Terus Berkarya…!!! (Sugeng Handoko)
 Sumber : Pelatihan Fasilitator PNPM Pariwisata 2011, Manajemen Konsultan Stupa dan penulis
Share on Google Plus

About Zulfajri Ery Syahputra

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment