Hal ini disampaikan oleh Kepala Disperindagkop Aceh Barat, Zulkarnain, kepada The Atjeh Post, Kamis, 12 Juli 2012. Prediksi cadangan emas itu terdapat ditiga kecamatan yaituy Woyla, Sungai Mas dan Arongan.
“Saat ini sudah ada lima perusahaan yang mulai menjajaki dan menanam sahamnya di Aceh Barat,” ujar Zulkarnain.
Namun, kata Zulkarnain, yang baru siap melakukan produksi dengan sistem eksplorasi baru dua perusahaan yaitu PT Mega Lanik dan PT Koperasi Putra Putri Aceh (KPPA) namun keduanya belum pada tahap eksplorasi.
“Sedangkan tiga lainnya baru pada tingkat produksi konstruksi atau mempersiapkan kebutuhan sarana dan prasarana,” ujarnya lagi.
Pemerintah setempat, kata Zulkarnain terus mendesak perusahaan tersebut untuk melakukan eksplorasi secepat mungkin baik itu emas plaster atau emas sekunder. Karena, hal itu berkaitan dengan Pendapatan Asli Daerah. Perusahaan yang beroperasi, kata Zulkarnain harus membayar 4 U$ dollar per hektar.
Dengan begitu, menurutnya Pemerintah Daerah akan mendapat pemasukan sebesar 70 % dengan sistem perhitungan Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNPB yang dibayar langsung oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral.
Selain itu, setiap perusahaan asing yang masuk harus bergabung dengan Perusahaan Nasional Indonesia (PNI) yang memiliki izin investasi tinggi dalam penanaman sahamnya dan setiap izin produksi memiliki Corporate Social Responsibility atau CSR.
“Dengan begitu masyarakat akan mendapatkan satu persen dari hasil perusahaan untuk menunjang perkembangan dan pemberdayaan ekonomi rakyat setelah mendapat izin dari Pemda,” katanya.
Daerah yang sangat potensial cadangan emas kata Zulkarnain adalah wilayah aliran sepanjang Sungai Mas, dan hingga saat ini Disperindagkop sedang terus melakukan kajian dan survey guna memastikan cadangan emas yang ada di Aceh Barat. atjehpost.com
0 komentar:
Post a Comment