MEMBANGUN CITRA PRODUK ACEH MELALUI KEMASAN

Aceh memiliki berbagai produk mulai dari produk makanan hingga produk siap pakai yang diproduksi dari usaha rumahan sampai usaha kelas menengah. Seperti halnya produk makanan, aceh sendiri memiliki jenis makanan khas yang beraneka ragam yang selama ini banyak dipasarkan di local aceh maupun keluar daerah. Pidie misalnya terkenal dengan kerupuk mulieng (melinjo), Aceh selatan dikenal dengan syrup pala dan kue pala nya yang khas, sementara pidie jaya dengan “adee” nya, bireuen dengan keripiknya dan yang paling wow adalah gayo dengan kopinya menduduki level internasional dan masih ada sederetan produk daerah aceh lainnya yang selama ini telah menjadi sumber ekonomi bagi pelaku bisnis di Aceh.





Dari segi kualitas produk aceh tidak kalah dengan produk daerah lainnya, bahkan bisa jadi lebih baik namun pada kenyataanya produk-produk aceh yang selama ini banyak ditemukan dipasaran masih kurang diminati termasuk pendatang dari luar daerah yang membeli sebagai oleh-oleh. Beberapa konsumen dari luar merasa kurang percaya terhadap kualitas dan rasa dari produk aceh walaupun ketika sudah mencoba mereka akan ketagihan, bahkan dari segi pembuatanya terkesan kurang higienis padahal mereka sendiri tidak meninjau langsung ketempat pembuatannya. Produsen harusnya lebih peka terhadap respon konsumen dan mempelajarinya, tentu ada alasan tertentu yang membuat mereka menyimpulkan demikian, dan akhirnya saya sepakat dengan teori bahwa “baik atau buruknya citra sebuah produk tergantung kepada tampilannya”.





Citra sebuah produk tidak terlepas dari tampilan disamping kualitas, saat ini ketika pasar aceh kebanjiran berbagai jenis produk sejenis misalnya keripik, produk keripik dengan kualitas tinggi sudah tidak cukup menjamin unggul dipasaran. Diperlukan pendekatan-pendekatan lain agar konsumen mampu terpengaruh untuk membeli salah satunya adalah melalui pendekatan visual atau melalui desain kemasan yang menarik. Saat ini kemasan sudah tidak lagi berfungsi sebagai wadah penyimpan atau pelindung melainkan menjadi sarana untuk mengkomunikasikan citra produk melalui nilai estetika. Kemasan yang baik adalah kemasan yang mampu menciptakan penjualan artinya kemasan yang mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli karena merasa tertarik dan percaya layak untuk dibeli.





Masalahnya kini terletak pada ide dalam mendesain kemasan dan hal ini dapat dilakukan melalui survey terhadap target konsumen, umur, usia dan jenis kelamin memiliki psikologis dan emosional yang berbeda oleh sebab itu diperlukan kerjasama antara desainer dan produsen untuk membangun dayatarik kemasan secara visual agar konsumen terangsang untuk membeli baik sadar maupun tanpa sadar. Bukankah ada sebagian orang yang membeli produk sebenarnya tidak dibutuhkan hanya karena tertarik untuk membeli semata. Banyak yang menganggap sepele nilai estetika (daya tarik visual) padahal pengaruhnya begitu besar karena menurut penelitian, dari seluruh penginderaan manusia 80% adalah penginderaan melalui penglihatan atau kasat mata (visual).

Last, bagaimana menurut anda?pentingkah kemasan yang menarik?? Bila merasa penting kenapa masih segan alokasikan dana untuk biaya kemasan bila anda yakin kemasan yang menarik mampu menjembati peningkatan penjualan anda?.


Sumber : http://acehdesain.wordpress.com/2012/05/14/membangun-citra-produk-aceh-melalui-kemasan/
Share on Google Plus

About Zulfajri Ery Syahputra

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment